Fadli Zon: Jokowi Terlalu Cepat Memikirkan Periode Kedua

Bagikan ke Twitter
Wakil Ketua DPR Fadli Zon menilai 2 tahun pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wapres Jusuf Kalla masih didominasi pencitraan. Menurutnya, ini akibat Jokowi sudah memikirkan strategi Pilpres 2019 di saat periode pertamanya belum setengah jalan.

Dia terlalu cepat untuk memikirkan periode kedua. Itu memang haknya, tapi bukan di tahun-tahun pertama. Tapi di tahun keempat,” kata Fadli saat berkunjung ke kantor redaksi detikcom, Jl Warung Jati Barat, Jakarta Selatan.
Fadli Zon.
“Periode pertama saja belum beres,
” sambungnya.
Fadli menilai, pemerintahan Jokowi-JK selama 2 tahun belum banyak menunjukkan hasil. Jokowi dianggap belum bisa memenuhi janji-janji di masa kampanye serta ekspektasi publik yang begitu tinggi.

“Presiden datang bagi-bagi kartu. Ya enggak perlu presiden bagi-bagi kartu, itu kerjaan ketua RT. Kita pilih presiden dengan biaya triliunan lho. Datang ke lokasi pungli yang hanya berapa juta, itu cukup kapolsek,” ujar Waketum Gerindra ini.

Aspek pemerintahan yang paling buruk selama 2 tahun pemerintahan Jokowi menurut Fadli adalah aspek hukum. Penegakan hukum masih dirasa tumpul ke atas dan tajam ke bawah. Kondisi ekonomi juga belum sepenuhnya stabil.

Fadli mengatakan bahwa saat ini bukanlah saatnya Jokowi mematangkan strategi untuk kembali menang di Pilpres 2019. Presiden pun diingatkan untuk terus menjalankan slogan ‘kerja, kerja, kerja’.

“Terlalu banyak pencitraan. Pencitraan memang tidak bisa dipisahkan dari politik. Tapi ini terlalu banyak, overload,” ungkap Fadli.

Kini, ada 3 tahun masa pemerintahan Jokowi-JK tersisa. Hanya saja, Fadli Zon pesimistis kondisi akan membaik.

“Saya bukan dukun yang bisa meramal tapi menurut saya, keadaan akan lebih buruk kalau melihat tanda-tandanya,” pungkas Fadli Zon.

Sumber : Detik.com

Subscribe to receive free email updates: