Pertamina Lakukan Operasi Keadaan Darurat DPPU di Kualanamu

Bagikan ke Twitter
Deliserdang, (Analisa). Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Kualanamu PT Pertamina (Persero) Marketing Operation Region (MOR) I Sumbagut melakukan operasi simulasi keadaan darurat, Kamis (20/10) di Bandara Kualanamu Deliserdang. Hal ini dilakukan sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat di DPPU Kualanamu yang berada di area bandara terbesar di Pulau Sumatera itu. General Manager (GM) Pertamina MOR I, Romulo Hutapea, merincikan simulasi keadaan darurat yang dilaksanakan terdiri dari tiga skenario yaitu penyanderaan, peledakan dan tumpahan minyak. Skenario tersebut hanyalah simulasi keadaan darurat yang diselenggarakan oleh PT Pertamina (Persero) MOR I sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan keadaan darurat di DPPU Kualanamu. “Kami berharap kejadian sebenarnya memang tidak terjadi tapi sebagai antisipasi bila sewaktu-waktu terjadi keadaan darurat maka kami melakukan simulasi ini," ujarnya.
Skenario diawali dengan adanya situasi mencekam Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) Kualanamu milik Pertamina (MOR) I Sumbagut. Puluhan orang bersenjata berseragam security (petugas keamanan) memasuki DPPU dan menyandera para pekerja. Terdengar letusan senjata api dan leadakan-ledakan di sarana dan fasilitas Pertamina. Akibatnya, minyak avtur tumpah dan DPPU Kualanamu dalam waktu singkat telah dikuasai puluhan orang bersenjata.

Keadaan bahaya yang terjadi dilaporkan pihak DPPU kepada pusat komando dan pengendalian (Puskodal) di kantor region Pertamina. Secepatnya, GM Pertamina MOR I, Romulo Hutapea beserta manajemen berkumpul di ruangan Puskodal dan mendeklarasikan keadaan darurat.

Di tempat lain, Direktur Pemasaran Pertamina yang mendapatkan laporan dari GM Pertamina MOR I segera berkoordinasi dengan Panglima TNI dan Kapolri. Sehingga diputuskan segera mengirim pasukan pembebasan sandera untuk menangani keadaan darurat itu. Setelah berkoordinasi dengan aparat setempat, tim pengamanan DPPU Kualanamu menyusun strategi. 

Dalam waktu yang singkat, para penyandera berhasil ditumpas dan kembali mengambil alih DPPU. Setelah DPPU Kualanamu berhasil diambil alih tim pengamanan DPPU Kualanamu, GM Pertamina MOR I melaporkan situasi keadaan aman kepada Direktur Pemasaran.

Namun, situasi berubah lagi setelah terjadi ledakan di dalam tangki Avtur. Tim pemadam kebakaran (Damkar) dari DPPU Kualanamu, Angkasa Pura (AP) II, dan Dinas Kebakaran Kabupaten Deliserdang dikerahkan untuk melakukan pemadaman. 

Dalam satu jam, api yang tadinya sudah menjalar ke beberapa tangki, berhasil dipadamkan dengan kesigapan para pemadam. Akan tetapi, tim pengamanan dan petugas pemadam kebakaran mengalami luka bakar, sehingga tim Medical Sumbagut serta dari Rumah Sakit Swasta terdekat juga melakukan evakuasi kepada para korban dan membawa kerumah sakit untuk dilakukan perawatan.

Senior Analyst Fuel Marketing Retail, Sunaryo, menyebutkan, skenario kegiatan tersebut dilakukan melihat kompleksitas yang ada di sekitar Bandara. "Skenarionya, penyandera/teroris meminta Rp100 miliar, kalau jumlah itu tidak ada di sini, maka harus melibatkan kantor pusat. Karena itulah tingkatnya ada di level 2. 

Sesuai tingkat kebutuhan di sana, maka tingkat level dua diberlakukan untuk melatih kesigapan petugas di sana. Kegiatan ini merupakan operasi level dua yang memang melibatkan kantor pusat. 

Skenarionya, teroris yang menyamar sebagai petugas keamanan menyandera operational head (OH) DPPU Kualanamu dan menuntut lebih dari Rp 100 miliar. "Teroris itu meminta Rp100 miliar, tapi kita tidak bisa penuhi. Maka, kita lapor ke Jakarta. Yang dibakar, tangki dan gedung karena teroris meletakkan bahan peledak. 

Sehingga pada akhirnya, enam orang meninggal dan beberapa luka-luka dibawa kerumah sakit. Tapi, teroris bisa dibekuk oleh tim sekuriti dan diserahkan ke pihak berwajib," paparnya.

Tujuan simulasi ini juga dilakukan untuk melatih kesigapan anggota, petugas keamanan dan tim quick respon (cepat tanggap) pemadam di MOR I. "Yang terlibat yakni sekitar 20 orang 'quick respon' instalasi Medan Group, 20 orang petugas DPPU Kualanamu 20 orang, dan 25 orang petugas bantuan luar seperti pemadam kebakaran (Damkar), Angkasa Pura dan rumah sakit di area itu," sebutnya.

DPPU Kualanamu memiliki empat tangki berkapasitas 3000an kl pertangki, jika ditotal bermuatan 12000 kl. "Kegiatan seperti ini dilakukan rutin namun berbeda tempat. Tahun ini dilakukan di DPPU Kualanamu karena melihat kompleksitas bandara sebagai yang terbesar di Pulau Sumatera. Sehingga perlu melatih anggota. 


Apalagi, saat ini, teroris sudah di mana saja. Kalau tidak terlatih dan tidak bisa mitigasi, kita kecolongan, bisa kolaps Bandara Kualanamu dan berefek ke seluruh sumatera," tambahnya. (st)


Sumber
http://harian.analisadaily.com/

Subscribe to receive free email updates: