Liputan6.com, Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyayangkan demo 4 November yang semula damai, berujung ricuh. Dia pun meminta warga jangan mudah terprovokasi kepentingan politik.
"Hati-hati dengan para penumpang gelap, mereka yang akan memanfaatkan demo itu untuk kepentingan pribadi dan politiknya," ujar Djarot di kawasan Jelambar, Jakarta Barat, Sabtu (5/11/2016).
Menurut dia, demonstrasi kemarin tidak hanya bertujuan mendemo pasangannya, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Dia menilai sebagian pihak ingin menjatuhkan pemerintahan Jokowi-JK melalui kericuhan semalam.
"Kalau kita lihat ekskalasinya demo. Kemudian saya mendengarkan pidato Pak SBY sampai dengan tadi malam dengan berbagai macamstatement dari berbagai elite politik. Ini arahnya bukan hanya menuju pada Pak Ahok. Arahnya ingin menjatuhkan pemerintahan yang sah, pemerintahan Pak Jokowi. Ini yang patut kami sayangkan," tegas Djarot.
Dia juga menilai demo kemarin bukan hanya ingin menuntut percepatan pengusutan dugaan penistaan agama oleh Ahok. Unjuk rasa tersebut juga bertujuan agar Ahok batal maju di Pilkada DKI 2017.
"Masalahnya bukan hanya menyangkut masalah kasus hukumnya Pak Ahok, tapi lebih menyangkut masalah kalau bisa Pak Ahok jangan sampai maju dalam pilgub. Ini karena kasus seperti ini," ucap Djarot.
Dia pun meminta pesaing politik Ahok-Djarot agar bertanding secara adil. Lebih baik bersaing dengan mengadu gagasan dan program untuk DKI Jakarta.
"Ayolah kalau mau bertanding bersaing yang fair. Katanya kita mau adu gagasan, adu ide, ya adu program, mari yang fair, sudah. Lepaskan saja kami, ini masalah Pilkada DKI. Pilpres nanti 2019, saya minta tolonglah jangan korbankan ambisi-ambisi politik jangka pendek sesaat dengan mengorbankan masyarakat kita, dengan mengorbankan ekonomi kita," tandas Djarot.