Liputan6.com, Jakarta - Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Muhammad mengaku kaget dengan adanya penolakan kampanye di beberapa tempat salah satu pasangan calon dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok-Djarot Saiful Hidayat ditolak saat hendak berkampanye di Rawabelong, Jakarta Barat.
Menurut dia, penolakan ini merupakan kejadian pertama kali di Ibu Kota.
"Sebenarnya, kita tidak menduga juga ada seperti ini, ada praktik seperti ini, ini baru terjadi. Nah, makanya setelah kejadian di Rawabelong itu kita langsung berkoordinasi kepada Pak Kapolda. Lalu Pak Kapolda berdasarkan koordinasi Bawaslu DKI itu akan mengerahkan petugas keamanan," ungkap Muhammad di Hotel Ibis Jakarta, Jumat (11/11/2016).
Dia mengatakan timnya sedang mengkaji aduan timses Ahok-Djarot soal penolakan kampanye itu. Pihaknya tidak mau terburu-buru menyimpulkan ada pihak yang mengompori penolakan tersebut.
"Kita tidak boleh terburu-buru menyimpulkan ada pihak yang menggiring, sekarang lagi dikaji. Nah sekarang ini posisi terakhir kampanye Ahok-Djarot kan sudah dikawal oleh polisi ya karena kita sudah berkoordinasi dengan pihak kapolda metro," ujar Muhammad.
Dia pun meminta agar warga Ibu Kota tidak mengulangi kejadian itu. Sebab, semua pasangan calon dalam Pilkada DKI Jakarta 2017 berhak untuk melakukan kampanye guna menyampaikan visi dan misi.
"Kita posisinya mengingatkan warga negara, masyarakat DKI, bahwa pasangan calon itu punya hak untuk berkampanye. Dan warga negara itu tidak boleh menghalangi, jadi kita akan tegas ke depannya," pungkas Muhammad.
Sebelumnya, kampanye Ahok-Djarot mengalami penolakan di beberapa tempat, seperti Rawabelong dan Kedoya Utara, Jakarta Barat. Akhirnya, pada Rabu 9 November 2016, tim pemenangan pasangan petahana tersebut mendatangi Kantor Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) DKI. Mereka melaporkan dugaan pelanggaran selama kampanye.
Wakil Ketua Bidang Media dan Opini Publik Tim Pemenangan Ahok-Djarot, Wibi Andrino mengatakan, pelaporan dilakukan lantaran kandidatnya kerap mendapatkan halangan dari sejumlah kelompok saat kampanye. Sikap tersebut tentu sangat merugikan pasangan Ahok-Djarot.
"Kita malam hari ini ingin melaporkan beberapa dugaan penghalangan daripada kampanye paslon kami. Saya ingin menggunakan hak kita dari paslon untuk berkampanye dengan aman, baik, tanpa penolakan," ujar Wibi.