Liputan6.com, Jakarta Belasan helikopter terbang rendah di langit Jakarta Kamis siang, 3 November 2016. Ini merupakan kedua kalinya capung besi itu ramai-ramai mengitari sebagian wilayah Jakarta sebelum demo besar yang akan berlangsung hari ini, Jumat (4/11/2016).
Di hari kedua, helikopter berwarna gelap itu terbang dari arah Blok M dan melintas di atas Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Awi Setiyono mengatakan, kepolisian memang sedang melakukan patroli udara jelang pelaksanaan demo 4 November. Namun, patroli udara baru dimulai Kamis.
"Polisi ada patroli heli. Sudah mulai tadi, ada dua unit," ujar Awi saat dikonfirmasi Liputan6.com, di Jakarta.
Awi menjelaskan, helikopter yang digunakan polisi untuk berpatroli udara berwarna biru kombinasi putih. Namun, dia tidak mengetahui belasan heli berwarna gelap yang konvoi di langit Jakarta.
Mabes TNI saat dikonfirmasi juga tidak mengetahui perihal heli-heli tersebut. "Mungkin hanya sedang melintas saja. Enggak ada laporan," ujar Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI Brigadir Jenderal Wuryanto, saat dikonfirmasi Rabu 2 November 2016, usai belasan heli itu melintas di langit Senayan.
Keriuhan tak hanya terlihat di langit Jakarta. Di darat, sehari menjelang demo besar 4 November, sejumlah kendaraan terus memasuki Masjid Istiqlal, yang merupakan tempat demonstran berkumpul sebelum berunjuk rasa.
Mobil-mobil itu mengangkut kardus berisi makanan dan minuman yang disiapkan untuk pengikut demo. Barang-barang tersebut merupakan sumbangan dari donator.
"Sumbangan ini buat besok, Mas, aksi umat ini, ingin kami bantu lewat bantuan makanan dan minuman," ujar Erna (53), salah seorang penyumbang , Kamis 3 November 2016.
Erna mengaku kedatangannya atas inisiatif sendiri, tanpa paksaan dan tidak mewakili dari organisasi manapun.
Kepala Biro Protokol Masjid Istiqlal Abu Hurairah, mengakui bantuan dari para donatur untuk para pendemo 4 November memang cukup besar.
Sejumlah ormas keagamaan sejak jauh hari memang telah berikrar untuk menggelar demonstrasi besar-besaran pada 4 November di Istana, Balai Kota DKI Jakarta, dan Gedung DPR/MPR.
Demo tersebut menuntut agar aparat hukum mengusut kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Gubenur DKI Jakarta nonaktif Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Demonstran tidak hanya berasal dari Jakarta, tapi juga dari berbagai daerah. Hingga Kamis sore, warga yang akan berunjuk rasa mulai memadati pelataran Masjid Istiqlal.
Seorang demonstran bernama Fathir (23), mengaku berasal dari Karawang, Jawa Barat. Dia datang ke Jakarta bersama 10 temannya menggunakan bus.
"Naik bus rombongan 10 orang, satu orang patungan Rp 70 ribu, Mas," kata dia di Masjid Istiqlal. Dia mengatakan, aksi besok murni panggilan hati dan siap dengan segala konsekuensi.
Sementara seorang demonstran dari Medan, Ahmad Syaukan, mengatakan telah menitipkan pesan kepada keluarga.
"Saya bilang ke keluarga, ayah mau berangkat ke Jakarta, ini jihad, panggilan iman, yang menegakkan kebenaran amar ma'ruf nahi munkar. Kalau tidak ditegakkan amar ma'ruf nahi mungkar (membela kebenaran), bencana akan datang," kata Ahmad.
Di tengah ramainya soal demo 4 November, penyidik Direktorat Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri terus menyelidiki laporan dugaan penistaan agama yang diduga dilakukan Ahok.
Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komjen Ari Dono Sukmanto mengatakan, pihaknya masih memerlukan keterangan terutama ahli pidana untuk mencari tahu adakah unsur pidana penistaan agama.
Menurut dia, sudah ada 22 saksi yang telah diperiksa anak buahnya terkait laporan tersebut. Tujuh di antaranya merupakan ahli agama, bahasa, dan hukum pidana.
Sebelumnya, Polda Metro Jaya menerima laporan dari dua elemen yang berseberangan terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok.
Sementara, pihak Ahok juga melayangkan laporan terkait kemunculan potongan rekaman video yang menjadi pemicu munculnya dugaan tindak penistaan agama.
Aksi saling lapor itu bermula dari munculnya potongan video di sebuah akun Facebook bernama "Si Buni Yani". Video itu berisi potongan pidato Ahok saat bertemu warga di Kepulauan Seribu. Pada video tersebut, Ahok dianggap melakukan tindak penistaan agama, karena mengutip potongan ayat di Alquran terkait kepemimpinan.
Atas bukti potongan video itu, Jumat 7 Oktober 2016, sejumlah organisasi keagamaan mendatangi Polda Metro Jaya dan melaporkan pelanggaran sebagaimana diatur pada Pasal 156a KUHP tentang Penistaan Agama.
Presiden yang akrab disapa Jokowi itu mengatakan, akan berada di Jakarta saat demo berlangsung. Namun, Jokowi belum mengetahui akan menemui massa aksi atau tidak.
"Ya besoklah, yang jelas saya ada di Jakarta," tegas Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis.
Jusuf Kalla juga menegaskan keberadaannya di Ibu Kota. "Oh tetap, tetap seperti biasa. Presiden di sini (istana), saya di sebelah (kantor wakil presiden)," ujar pria yang kerap disapa JK itu.
Pada kesempatan ini, JK menjamin hak masyarakat untuk ikut demo 4 November akan terpenuhi. Hanya saja, para demonstran diimbau mewaspadai kemungkinan adanya penyusup dalam demo.
"Kalau ada yang mulai menyusup, hati-hati. Ya kita minta kepada masyarakat yang berdemo menjaga masing-masing, jangan sampai ada penyusupan," ujar JK.
Aparat keamanan sendiri telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi demo. Antara lain menyiagakan sekitar 18 ribu personel gabungan untuk mengamankan demo, termasuk di dalamnya Densus 88.
Polda Metro Jaya juga memastikan tak ada petugas yang dibekali senjata api saat mengawal. Begitu juga sniper atau penembak jitu, tidak ada yang diterjunkan.