JAKARTA, KOMPAS.com Juru Bicara Tim Pemenangan Pasangan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) dan Djarot Saiful Hidayat, Ansy Lema, menilai, kontestasi elektoral di DKI Jakarta sebagai kota megapolitan harus dijalankan secara bermartabat dari segala aspek.
Hal ini dinilainya bentuk perwujudan kemajuan demokrasi di Indonesia.
Dengan demikian, pemilu kepala daerah (pilkada) Ibu Kota dapat menjadi role model atau contoh bagi pilkada daerah lain di Indonesia.
Ansy juga mendorong agar kampanye pasangan calon di DKI juga benar-benar menjadi ajang kompetisi gagasan untuk menghadirkan visi, konsepsi, dan implementasi pembangunan Jakarta ke arah yang lebih baik.
"Kampanye adalah proses diskursus yang mengutamakan perdebatan programatik, kontes ide, festival gagasan, adu cerdas membangun Jakarta, bukan adu buas-beringas dengan mengeksploitasi sentimen SARA," ujar Ansy, melalui keterangan tertulis, Senin (7/11/2016).
Selain itu, kampanye yang baik, menurut dia, bukan dengan cara menyoroti kekurangan rival.
Akan tetapi, menonjolkan kelebihan pasangan calon yang dimenangkan.
"Mestinya bukan fokus mengumbar minus rival, melainkan menjelaskan prestasi dan rekam jejak calon untuk memberi tahu publik tentang prestasi-prestasi yang pernah dicapai dan diraih kandidat," kata dia.
Ansy lalu mengibaratkan kampanye pilkada seperti iklan produk.
Suatu produk akan laku di pasaran karena menonjolkan kelebihan produk tersebut, bukan karena menyerang kelemahan produk lain.
"Kelemahan produk lain hanya perlu diketahui agar lebih kreatif-inovatif menciptakan produk baru dengan keunggulan kompetitif," kata Ansy.
"Semua pihak bisa merumuskan program kerja secara brilian, tetapi belum tentu bisa menjalankannya dengan baik. Merumuskan program satu hal, menjalankannya hal lain. Untuk itu pemilih wajib memeriksa rekam jejak masing-masing calon, bukan sekedar menilai visi di atas kertas", papar dia.