Liputan6.com, Jakarta - Politikus PDIP Eva Kusuma Sundari mengaku geram dengan sekelompok orang yang berusaha menyerang calon Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, saat kampanye di kawasan Rawa Belong, Jakarta Barat kemarin. Bahkan, calon gubernur petahana itu harus dievakuasi dengan angkot untuk menghindari kelompok massa yang menolaknya tersebut.
"Saya sedih, kultur hukum sudah rusak, anarki. Para kelompok intoleran tersebut membusukkan demokrasi, mengabaikan tahapan pilkada yang resmi," kata Eva saat dihubungi di Jakarta, Kamis (3/11/216).
Atas peristiwa tersebut, Eva mengaku kader dan relawan PDIP ikut marah dan ingin memberikan perlawanan. Namun, lanjut dia, hal tersebut ditahan oleh elit-elit PDIP agar tidak memperkeruh suasana.
"PDIP berusaha keras menahan kemarahan para satgas dan kader yang sudah mau turun memberikan perlawanan," ujar dia.
Anggota Komisi XI DPR ini pun menyerahkan sepenuhnya peristiwa yang dialami Ahok kepada pihak Kepolisian, agar kejadian serupa tidak kembali terulang.
Eva menegaskan, PDIP menginginkan tahapan Pilkada DKI Jakarta 2017 berjalan dengan kondusif dari berbagai hal. Untuk itu, PDIP tidak akan terpancing oleh oknum-oknum yang berusaha memprovokasi melalui penolakan terhadap Ahok.
"Tapi sementara kita yakin bahwa polisi mampu mengendalikan keadaan. PDIP tidak mau terpancing karena kita inginkan pilkada yang gembira dan milik bersama, semata berisi kegiatan-kegiatan yang memicu akal sehat," Eva memungkas.