In Memoriam Hj Siti Halimatun Sa'diah binti M Bachri ibunda Walikota Tanjungpinang

Bagikan ke Twitter


tvkornews.com.Tanjung Pinang- Hj Siti Halimatun Sa'diah binti M Bachri (91), ibunda Walikota Tanjungpinang, Lis Darmansyah dan Wakapolda Kepri Kombes Pol Yan Fitri Halimansyah dimakamkan di Kota Rebah Sungai Timun, Tanjungpinang, Minggu (19/6) siang.
Sebelum meninggal, almarhumah sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Kepri. Meski demikian, Allah SWT berkehendak lain. Almarhumah akhirnya dipanggil kembali ke hariban-Nya dengan tenang, Sabtu (18/6) pukul 20.45 WIB. 

Kepergian almarhumah membuat banyak pihak tersentak. Apalagi kepergian wanita bersahaja itu sebelunya sempat ngobrol dengan cucu dan para tetangga di sekitar rumahnya.

Bagi Lis, kepergian sang ibunda tentu saja membuat dirinya merasa sangat bersedih. Sudah menjadi rahasia umum, rasa sayang Lis Darmansyah kepada ibunya memang tak ada batasnya. Meski didera rasa sedih yang mendalam, namun Lis mengatakan dirinya ikhlas atas kepergian ibunya, karena itu merupakan kehendak Allah SWT. 

Dengan suara terpatah-patah, Walikota Tanjungpinang itu menceritakan riwayat ibundanya.

Kepada ribuan pelayat yang hadir melepaskan kepergian ibundanya dari rumah duka, di Perumahan Kijang Kencana 4 Blok F Nomor 86 Tanjungpinang, Lis mengatakan ibundanya adalah seorang perawat. Dia pernah bertugas di Wonosobo dan terlibat dalam perang gerilya sebagai anggota Palang Merah Indonesia (PMI) selama 1941-1943.

Pada waktu itu ibundanya ikut mendampingi pasukan Jenderal Besar Sudirman.

"Setelah terlibat dalam perang gerilya, ibunda saya lalu bekerja di Rumah Sakit Angkatan Darat (RSAD) di Semarang dan meminta untuk pindah tugas ke RS AD Tanjungpinang yang saat ini menjadi RS AL," ucap Lis dengan suara terpatah-patah.

Sampai pada 1970, ibundanya masih bekerja sebagai perawat di RS AD Tanjungpinang hingga akhirnya mengundurkan diri karena suaminya jatuh sakit dan memilih untuk merawat sang suami.

"Karena terlibat langsung sebagai perawat dalam perang gerilya, ibunda saya menerima bintang gerilya dari pemerintah Indonesia," ungkap Lis.

Almarhumah meninggalkan 7 orang putra dan 4 orang putri. Dari anak-anaknya, dia menerima 38 cucu dan 46 cicit. 

Di akhir kata, Lis menyampaikan keluarga besar almarhumah menggelar tahlilan dan doa bersama di rumah duka di Perumahan Kijang Kencana 4, Blok F No 86, selama tujuh hari berturut-turut.

"Kami sangat berharap kehadiran saudara pada tahlilan selama tujuh hari berturut-turut yang dimulai malam ini (kemarin), usai Shalat Tarawih," ungkap Lis.

Pelayat

Ribuan pelayat silih berganti menyambangi rumah duka di Perumahan Kijang Kencana 4 Blok F Nomor 86, Tanjungpinang. Dari ribuan pelayat yang datang terdapat beberapa pejabat, perwira dan pengusaha terkemuka di Kepri. Mereka datang untuk memberikan penghomatan terakhir sekaligus menguatkan keluarga yang ditinggalkan almarhumah.

Pejabat yang hadir antara lain HM Soerya Respationo, mantan Wagub Gubernur Kepri, Rizky Faizal Wakil Ketua I Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kepri dan beberapa anggota DPRD Kepri dan Kota Tanjungpinang.

Sementara perwira yang terlihat datang ke rumah duka adalah Kapolda Kepri, Brigjend Pol Sam Budigusdian, Kapolres Tanjungpinang, AKBP Kristian Siagian, Dandim 1315 Bintan, Letnan Kolonel (Letkol) TNI Charles Sagala.

Sosok Bersahaja

Hj Siti Halimatun Sa'diah binti M Bachri lahir di Tambelan 11 Agustus 1925. Hingga akhir hayatnya, almarhumah genap berusia 91 tahun. Di mata cucunya, almarhumah dikenal sebagai sosok yang bersahaja dan penyayang. Karena sikap hidupnya yang bersahaja itu, sosok almarhumah jadi panutan bagi keluarga.

Seperti dituturkan Radit, salah satu cucu almarhumah. Kata Radit semasa hidupnya, neneknya atau biasa disapa Oma itu banyak memberikan petuah dan ilmu kepada cucunya. Karena itu, adalah sesuatu yang wajar jika neneknya menjadi panutan bagi keluarga.

Radit menceritakan, Oma sebelumnya tidak mengeluh atau merasa sakit bahkan saat buka puasa, sempat bercengkrama dengan sejumlah cucunya.

"Setelah buka puasa dan akan masuk Shalat Isya kondisi kesehatannya Oma ngedrop, setelah itu kami langsung membawanya ke rumah sakit," terangnya.

Sesampainya di rumah sakit langsung ditangani tim dokter dan dilakukan perawatan beberapa saat. Selang beberapa kemudian tim dokter menyampaikan kepada pihak keluarga bahwa Oma telah dipanggil Yang Maha Kuasa.

"Saya sempat melihat Oma dilakukan perawatan di rumah sakit oleh tim dokter, namun Allah SWT berkehendak lain dan Oma dinyatakan telah berpulang ke Rahmatullah," jelasnya dengan nada sedih.

Sementara cucu lainnya Yudi Abadi mengatakan, almarhumah sebelumnya tidak mengeluh sakit atau mengeluh tidak enak badan. Bahkan, sesudah berbuka bersama dengan sejumlah cucu di rumah sempat melakukan aktivitas biasa.

"Bahkan sebelum buka puasa, Oma sempat jalan-jalan di depan rumah dan sempat menegur sejumlah tetangga. Bahkan, sesudah puasa sempat bercengkrama dengan keluarga yang kumpul di rumah," ujarnya.

Subscribe to receive free email updates: