Ahok-Djarot Ibarat Jamu, Pahit tapi Berkhasiat dan Bermanfaat buat
Jakarta
Liputan6.com, Jakarta Jarak dari Pasar Rebo, Jakarta Timur, ke Rumah Lembang, Menteng, Jakarta Pusat, tidak dekat. Butuh 1 jam untuk menembus ke sana atau 2 jam bila jalanan sedang macet. Namun, jarak bukan halangan. Bagi Yeti, Jumat malam kemarin adalah momen penting.
Yeti hadir mengenakan kebaya merah jambu. Kehadirannya cukup menjadi magnet para relawan dan tamu undangan yang hadir untuk nonton bareng debat cagub-cawagub DKI Jakarta putaran kedua, Jumat (27/1/2017). Selain berkebaya, dia membawa bakul berisi jamu beragam ramuan.
"Saya sudah lama pengin ke sini. Kebetulan ada kesempatan hari ini jadinya baru datang ke sini buat dukung Pak Ahok dan Pak Djarot," ujar Yeti Jamu saat berbincang dengan Liputan6.com di Rumah Lembang, Jumat, 27 Januari 2017.
Kedatangan perempuan yang juga biduan dangdut ini rupanya tidak hanya ingin bergabung menonton cagub-cawagub yang didukungnya beraksi di atas arena debat. Ia juga mengingatkan para pendukung tentang pahitnya perjuangan Ahok-Djarot di Pilkada 2017.
"Istilahnya jamu kan pahit, tapi khasiatnya luar biasa. Begitu juga Pak Ahok dan Djarot punya banyak masalah yang dihadapi. Semoga Pak Ahok bisa menjadi jamu untuk DKI Jakarta. Satu putaran-lah saya yakin," tutur Yeti.
Yeti yang hadir sejak Magrib itu menjajakan jamunya kepada tamu dan relawan yang ada di Rumah Lembang. Ia menawarkan jamu sembari menunggu acara nonton bareng dimulai. Ketika debat dimulai, Yeti langsung mengambil posisi di depan panggung. Alasannya, agar dia lebih jelas menyimak jagoannya menyampaikan ide dan gagasan soal Ibu Kota.